• Kampanye Nasional: Cara dan pentingnya pemisahan sampah.
• Kampanye Nasional: Indonesia Makan Tempe dan Bangga Jadi Bangsa Tempe!
• Kampanye Nasional: Bawa Kantong Belanja Sendiri!
• Kampanye Nasional: Satu Orang Satu Pohon.
• Pelarangan kemasan styrofoam.
• Mewajibkan pengolahan sampah organik:
• Level rumah → memiliki unit komposter
• Level RW → memiliki unit pengolahan sampah organik
• Unit Real Estate/kompleks perumahan → membuat unit pengolahan sampah organik dan sentra sampah kering bagi pemulung
• Memberlakukan pajak sampah bagi warga yang memilih tidak mengolah sampahnya sendiri.
• Kebijakan “Biomimikri” (pendekatan organisme alamiah dalam pengolahan limbah) untuk pengolahan sampah di tempat-tempat terpusat → penggunaan cacing tanah/fungi ketimbang insinerator.
• Mewajibkan atap tanaman bagi setiap bangunan perkantoran.
• Setiap pembangunan bangunan baru dikenai pajak emisi.
• Advokasi pada setiap pusat perbelanjaan untuk mengenakan tarif tinggi bagi setiap kantong plastik. Tarif tersebut disalurkan sebagai pajak lingkungan.
• Advokasi pada setiap restoran untuk menyediakan menu vegetarian.
• Advokasi pada media televisi: satu jam/hari untuk Bumi.
• Advokasi pada media cetak: satu halaman/eksemplar untuk Bumi.
• Advokasi pada media radio: satu program/hari untuk Bumi.
• Menaikkan pajak kendaraan pribadi ber-CC besar (catatan: sekarang ini, pajak kendaraan 3000 CC ke atas malah diturunkan oleh pemerintah).
• Menurunkan pajak mobil hibrida (catatan: sekarang ini, salah satu faktor penghambat memasyarakatnya mobil hibrida adalah pajaknya yang tinggi, karena pemerintah mengategorikannya sebagai kendaraan bermesin ganda).
• Mobil RI 1 & 2: mobil hibrida.
• Sayembara Nasional Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan yang bersifat terapan.
• Dalam semua kurikulum sekolah, ditambahkan pelajaran Ilmu Alam Terapan (bercocok tanam, mendedah mata rantai produksi, manajemen limbah, dsb).
• Keran rusak/bocor = kejahatan.
• Hukuman seumur hidup menanam pohon bagi pencuri hutan.
• Alokasi pajak lingkungan untuk membiayai proyek-proyek inovasi dari para ilmuwan dalam negeri untuk konservasi lingkungan Indonesia.
• Bekerja sama/konsultasi ahli dengan Paul Stamets (FungiPerfecti) untuk rehabilitasi hutan/lahan kritis di Indonesia.
• Menghidupkan/merevitalisasi kembali program Dapur Hidup dan Apotik Hidup di pekarangan rumah.
• Jika diperlukan, membentuk Komisi Penyelamatan Lingkungan (KPL), yang menjadi polisi khusus bagi kejahatan perusakan lingkungan.
Rabu, 21 Mei 2008
Sebuah Langkah Pembuka
Teman-teman semua,
Tak lama lagi saya akan memulai sebuah proyek penulisan buku baru. Ini akan menjadi karya nonfiksi saya yang pertama. Embrio dari buku ini sesungguhnya sudah diperkenalkan sejak dua tahun lalu dalam bentuk potongan-potongan artikel lewat blog Dee-Idea, dan akhirnya mengkristal dalam sebuah buku bertemakan lingkungan yang akan diberi judul “Berubah Dari Rumah”.
“Berubah Dari Rumah” akan berbicara tentang lima pilar perubahan yang bisa kita lakukan dari rumah sendiri demi menyelamatkan Bumi dan peradaban, serta menyelaraskan hubungan antara keduanya.
Namun, saya ingin melakukan sesuatu yang agak berbeda. Saya ingin mengajak teman-teman untuk berandai-andai bersama. Mengapa? Meski saya selalu menekankan perubahan yang realistis adalah perubahan internal dan bukannya menuntut perubahan eksternal yang tak bisa kita kendalikan, saya tetap merasa perlu ada ruang yang proporsional bagi kita untuk melontarkan idealisme. Dan dalam “andai-andai” itu niscaya kita bisa menemukan banyak ide cemerlang yang bisa dikompilasikan, didiskusikan, dan siapa tahu, bisa berguna bagi mereka yang terinspirasi. Halaman “andai-andai” ini akan saya muat dalam buku saya kelak, mengatasnamakan kita semua. Untuk itu, sebelumnya saya memohon izin dari teman-teman.
Caranya mudah. Setiap kali Anda punya ide, silakan isi di kolom komentar seperti biasa (yang mana pun dan kapan pun), dan akan saya pindahkan secara berkala menjadi sebuah posting supaya bisa dilihat bersama. Judul dari halaman “andai-andai” tersebut adalah:
“Andai Saya Bisa Mengatur Kebijakan Lingkungan di Indonesia,
Saya Akan...”
Silakan beraspirasi. Dan selamat mengikuti perjalanan ini,
~ D ~
Tak lama lagi saya akan memulai sebuah proyek penulisan buku baru. Ini akan menjadi karya nonfiksi saya yang pertama. Embrio dari buku ini sesungguhnya sudah diperkenalkan sejak dua tahun lalu dalam bentuk potongan-potongan artikel lewat blog Dee-Idea, dan akhirnya mengkristal dalam sebuah buku bertemakan lingkungan yang akan diberi judul “Berubah Dari Rumah”.
“Berubah Dari Rumah” akan berbicara tentang lima pilar perubahan yang bisa kita lakukan dari rumah sendiri demi menyelamatkan Bumi dan peradaban, serta menyelaraskan hubungan antara keduanya.
Namun, saya ingin melakukan sesuatu yang agak berbeda. Saya ingin mengajak teman-teman untuk berandai-andai bersama. Mengapa? Meski saya selalu menekankan perubahan yang realistis adalah perubahan internal dan bukannya menuntut perubahan eksternal yang tak bisa kita kendalikan, saya tetap merasa perlu ada ruang yang proporsional bagi kita untuk melontarkan idealisme. Dan dalam “andai-andai” itu niscaya kita bisa menemukan banyak ide cemerlang yang bisa dikompilasikan, didiskusikan, dan siapa tahu, bisa berguna bagi mereka yang terinspirasi. Halaman “andai-andai” ini akan saya muat dalam buku saya kelak, mengatasnamakan kita semua. Untuk itu, sebelumnya saya memohon izin dari teman-teman.
Caranya mudah. Setiap kali Anda punya ide, silakan isi di kolom komentar seperti biasa (yang mana pun dan kapan pun), dan akan saya pindahkan secara berkala menjadi sebuah posting supaya bisa dilihat bersama. Judul dari halaman “andai-andai” tersebut adalah:
“Andai Saya Bisa Mengatur Kebijakan Lingkungan di Indonesia,
Saya Akan...”
Silakan beraspirasi. Dan selamat mengikuti perjalanan ini,
~ D ~
Langganan:
Postingan (Atom)